Masterplan tanpa limbah Singapura menyoroti target pengiriman 30 persen lebih sedikit limbah ke TPA Semakau pada tahun 2030. Visi ini mengharuskan semua orang di Singapura, dari industri hingga rumah tangga dan individu, untuk bekerja sama.
Meskipun pandemi Covid-19 telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, ketergantungan kita pada plastik tetap sama.
Bahkan, telah terjadi lonjakan penggunaan produk plastik seperti wadah, peralatan dan tas karena meningkatnya permintaan untuk pengiriman makanan dan takeaways.
Sebuah studi menemukan bahwa makanan takeaway dan delivery menghasilkan tambahan 1.334 ton sampah plastik selama periode pemutus sirkuit dua bulan.
Dampak lingkungan dari sampah plastik tidak boleh dianggap enteng, dan ada beberapa cara untuk mengatasi hal ini.
- Wadah plastik sulit dihindari dalam pengiriman makanan, tetapi platform seperti GrabFood dan Foodpanda dapat menawarkan insentif untuk mendorong konsumen memilih tidak menerima peralatan makan plastik. Misalnya, mereka dapat memasukkan biaya peralatan makan dalam harga awal, dan menguranginya sebesar 20 sen jika pelanggan memilih untuk tidak meminta peralatan makan plastik.
- Supermarket dapat membatasi jumlah kantong plastik gratis yang diberikan berdasarkan jumlah barang yang dibeli. Misalnya, mereka dapat memberi pelanggan hanya dua tas gratis jika dia membeli tidak lebih dari 10 item, dan mengenakan biaya untuk kantong plastik berikutnya.
- Orang sering merasa sulit untuk membawa serta wadah yang dapat digunakan kembali yang harus dibersihkan setelah digunakan. Platform pengiriman makanan telah bermitra dengan perusahaan seperti Muuse dan BarePack untuk menyediakan pelanggan dengan wadah makanan yang dapat digunakan kembali dengan harga terjangkau.
Heng Jiayi