Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Sabtu (21 Desember) mengatakan Rusia dan China memiliki darah di tangan mereka setelah kedua negara menggunakan hak veto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk memblokir pengiriman bantuan lintas batas dari Turki dan Irak ke jutaan warga sipil Suriah.
“Veto Federasi Rusia dan China kemarin atas resolusi Dewan Keamanan yang memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau jutaan warga Suriah memalukan,” kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.
“Kepada Rusia dan China, yang telah memilih untuk membuat pernyataan politik dengan menentang resolusi ini, Anda memiliki darah di tangan Anda,” tambahnya.
Rusia, yang didukung oleh China, pada hari Jumat memberikan veto Dewan Keamanan PBB ke-14 sejak dimulainya konflik Suriah pada tahun 2011.
Resolusi tersebut, yang disusun oleh Belgia, Kuwait dan Jerman, akan memungkinkan pengiriman kemanusiaan lintas batas selama 12 bulan lagi dari dua titik di Turki dan satu di Irak.
Tetapi sekutu Suriah, Rusia, hanya ingin menyetujui dua penyeberangan Turki selama enam bulan dan telah mengusulkan rancangan teksnya sendiri.
Rusia dan China memveto teks tersebut sementara 13 anggota Dewan Keamanan lainnya memberikan suara mendukung.
Sebuah resolusi membutuhkan minimal sembilan suara mendukung dan tidak ada veto oleh Rusia, Cina, Amerika Serikat, Inggris atau Prancis untuk lolos.
“Amerika Serikat akan tetap berkomitmen untuk membantu mereka yang tidak bersuara, kelaparan, pengungsi, dan yatim piatu menerima bantuan kemanusiaan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup di mana pun mereka tinggal,” kata Pompeo.