7 Asrama Cepat Bangun selesai, 8 lagi akan siap pada tahun 2021, kata Desmond Lee

0 Comments

SINGAPURA – Tujuh Asrama Cepat Bangun (QBD) dengan standar hidup yang lebih baik untuk pekerja migran telah selesai, dengan delapan lagi diharapkan siap pada paruh kedua tahun depan, Menteri Pembangunan Nasional Desmond Lee mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat (30 Oktober).

Pada saat itu, akan ada total 25.000 ruang tempat tidur di QBD, naik dari 8.000 yang tersedia saat ini. Asrama ini adalah bagian dari upaya untuk mengurangi kepadatan pekerja di akomodasi yang ada, katanya.

Rencana yang tepat untuk QBD yang akan datang akan tergantung pada beberapa faktor, seperti pipa proyek konstruksi publik dan swasta. Mengawasi kebutuhan sektor-sektor seperti kelautan dan proses juga akan memberikan perkiraan yang lebih baik tentang jumlah ruang yang dibutuhkan, tambah Lee.

“Jadi ini adalah proses yang dinamis, dan sangat banyak kasus kami tidak hanya memodelkan kebutuhan perusahaan dan sektor kami, tetapi juga memastikan bahwa kami memiliki serangkaian pilihan yang baik yang tersedia untuk perusahaan dan pekerja tamu kami,” katanya.

Lee berbicara dengan wartawan pada hari Jumat selama kunjungan ke salah satu Asrama Quick Build siap huni pertama, yang terletak di kawasan industri di sepanjang Kranji Way.

Menteri Kedua Tenaga Kerja Tan See Leng, yang menemani Lee dalam kunjungan itu, mengatakan pihak berwenang akan melanjutkan pembangunan akomodasi jangka panjang meskipun jumlah kasus Covid-19 di asrama tetap rendah dalam beberapa pekan terakhir.

Westlite Kranji Way adalah asrama dengan 1.300 tempat tidur yang dikembangkan oleh JTC dan sekarang dikelola oleh Westlite Accommodation, anak perusahaan dari operator asrama Centurion Corporation. Operasi di sana dimulai pada 21 September, dengan penduduk pertama pindah pada 30 September.

QBD adalah struktur semi-permanen yang dimaksudkan untuk bertahan dua atau tiga tahun. Mereka mewujudkan standar hidup baru seperti memiliki tidak lebih dari 10 tempat tidur per kamar, dan setidaknya 6 meter persegi ruang hidup per penduduk, tidak termasuk fasilitas bersama.

Dr Tan mengatakan strategi oleh pihak berwenang untuk menyebarkan pekerja di asrama telah efektif, dengan hunian rata-rata di asrama yang dibangun khusus turun menjadi kurang dari 70 persen.

Pabrik-pabrik telah diizinkan untuk dikonversi menjadi asrama, sementara tempat tinggal sementara telah didirikan di tempat kerja sebagai bagian dari proses “de-densifikasi” ini, katanya.

Diambil bersama dengan langkah-langkah lain, seperti pengujian rutin pekerja yang terdaftar, ini telah menyebabkan situasi Covid-19 yang relatif lebih stabil di Singapura saat ini, katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts